Persamaan pada Analisis Regresi
Analisis Regresi Linear
Analisis regresi mempelajari bentuk hubungan antara satu atau lebih peubah/variabel
bebas (X) dengan satu peubah tak bebas (Y). Dalam penelitian peubah
bebas ( X) biasanya peubah yang ditentukan oleh peneliti secara bebas
misalnya dosis obat, lama penyimpanan, kadar zat pengawet, umur ternak
dan sebagainya.
Disamping itu peubah bebas bisa juga
berupa peubah tak bebasnya, misalnya dalam pengukuran panjang badan dan
berat badan sapi, karena panjang badan lebih mudah diukur maka panjang
badan dimasukkan kedalam peubah bebas (X), sedangkan berat badan
dimasukkan peubah tak bebas (Y).
Sedangkan peubah tak bebas (Y) dalam
penelitian berupa respon yang diukur akibat perlakuan/peubah bebas (X).
misalnya jumlah sel darah merah akibat pengobatan dengan dosis tertentu,
jumlah mikroba daging setelah disimpan beberapa hari, berat ayam pada
umur tertentu dan sebagainya.
Tujuan Regresi Linear
Regresi linier adalah salah satu dari jenis analisis peramalan atau prediksi yang sering digunakan pada data berskala kuantitatif (interval atau rasio).
Tujuan dilakukannya regresi linear antara lain adalah:
Apakah seperangkat atau sekumpulan variabel prediktor signifikan dalam memprediksi variabel respon?
Variabel predictor manakah yang signifikan dalam menjelaskan variable respon? Hal ini ditunjukkan dengan koefisien estimasi regresi. Koefisien estimasi inilah yang nantinya akan membentuk persamaan regresi.
Apakah seperangkat atau sekumpulan variabel prediktor signifikan dalam memprediksi variabel respon?
Variabel predictor manakah yang signifikan dalam menjelaskan variable respon? Hal ini ditunjukkan dengan koefisien estimasi regresi. Koefisien estimasi inilah yang nantinya akan membentuk persamaan regresi.
Bentuk Hubungan Variabel Bebas dan Terikat
Bentuk hubungan antara peubah bebas (X)
dengan peubah tak bebas (Y) bisa dalam bentuk polinom derajat satu
(linear) polinom derajat dua (kuadratik). Polinom derajat tiga (Kubik)
dan seterusnya. Disamping itu bisa juga dalam bentuk lain misalnya
eksponensial, logaritma, sigmoid dan sebagainya. Bentuk-bentuk ini dalam
analisis regresi-korelasi biasanya dilakukan transformasi supaya menjadi bentuk polinom.
Persamaan Regresi
Dalam bentuk yang paling sederhana yaitu satu peubah bebas (X) dengan satu peubah tak bebas (Y) mempunyai persamaan:
Y =a +bx
Disini a disebut intersep dan b adalah koefisien arah atau koefisien beta.
Dalam pengertian fungsi persamaan garis Y
+ a + bx hanya ada satu yang dapat dibentuk dari dua buah titik dengan
koordinat yang berbeda yaitu ( X1, Y1) dan X2,Y2). Hal ini berarti kita
bisa membuat banyak sekali persamaan garis dalam bentuk lain melalui dua
buat titik yang berbeda koordinatnya/tidak berimpit.
Persamaan garis melalui dua buah titik dirumuskan sebagai berikut:

Contoh Persamaan Regresi
Sebagai contoh misalnya titik A (1,3) dan titik B ($,9) maka persamaan garis linear yang dapat dibuat adalah:

Dalam bentuk matrik bisa kita buat persaman sebagai berikut:

Jadi a=1 dan b=2 sehingga persamaannya Y=1 +2X
Jika jumlah data sebanyak n maka persamaannya sebagai berikut:
Disini βo adalah penduga a, β1 adlah
penduga b dan εi merupakan besarnya simpangan persamaan garis penduga.
Semakin kecil nilai εi persamaan regresi yang diperoleh akan semakin
baik.
Penulisan pengamatan
Jadi kita dapat menuliskan pengamatan kita menjadi:
Dengan notasi matriks dapat ditulis sebagai berikut:
Jadi kita peroleh matrik Y,X,β dan ε dengan dimensi sebagai berikut :
Jika diasumsikan E(ε) = 0 maka E(Y) = Xβ
Bila modelnya benar β merupakan penduga
terbaik yaitu dengan jalan melakukan penggandaan awal dengan X’ sehingga
diperoleh persamaan normal sebagai berikut:
Jadi β=(X’X)-1X’Y
Disini(X’X)-1 adalah kebalikan (inverse) dari matrik X’X
Contoh Perhitungan Regresi
Seorang peneliti ingin mengetahui bentuk
hubungan antara jumlah cacing jenis tertentu dengan jumlah telurnya
pada usus ayam buras. Untuk tujuan tersebut diperiksa 20 ekor ayam dan
ditemukan sebagai berikut:
Tabel 1 jumlah cacing dan jumlah telurnya pada usus ayam buras.
Dari data diatas kita bisa menghitung:
Bila kita duga bentuk hubungan antara jumlah cacing (X) dan jumlah telurnya (Y) adalah:
Jadi Ŷ=-2,442 + 4,103 Xi,
Persamaan Garis regresi Banyak Jenisnya
Persamaan garis regresi Yi =-2,442 +
4,103 Xi bukanlah satu-satunya garis penduga untuk menyatakan hubungan
antara jumlah cacing dengan jumlah telurnya. Sudah barang tentu masih
banyak lagi bentuk persamaan penduga yang dapat dibuat misalnya dalam
bentuk persamaan Yi=βo+β1Xi+β2Xi2,Yi=βoXiβ1(dalam bentuk linear LnYi=Ln
βo+βiLnXi) dan masih banyak lagi bentuk yang lainnya.
Untuk menyatakan apakah garis yang
diperoleh cukup baik untuk menggambarkan hubungan antara peubah bebas
(X) dengan peubah tak bebas (Y) dapat dilakukan pengujian bentuk model
yang digunakan dan keeratan hubungannya (korelasi) untuk menyatakan ketepatan dan ketelitian persamaan garis regresi yang diperoleh.









Tidak ada komentar:
Posting Komentar