Tabel Distribusi F Lengkap
Distribusi F adalah suatu distribusi yang ditemukan oleh R.A. Fisher dan George W. Snedecor. Distribusi ini merupakan distribusi probabilitas kontinyu yang memiliki kurva menceng kiri. Distribusi ini biasanya digunakan pada pengujian hipotesis statistik pada analisis regresi dan analisis varians (ANOVA).
Fungsi kepadatan peluang (Probability density Function / PDF) dari distribusi F adalah:
sedangkan
Fungsi distribusi Kumulatif (cumulative distribution function / CDF) dari distrbusi F adalah:
dengan Rata-rata (Mean) :
untuk
dan Ragam (Variance) :
untuk
Dalam suatu uji hipotesis yang menggunakan nilai distribusi F sebagai acuan, daerah penolakan dari Hipotesis Null (H0) ditunjukkan kurva berikut:
Jadi akan dihasilkan keputusan untuk menolak H0 (Reject H0) jika nilai F-hitung berada di titik nilai kritis (nilai f-tabel) atau disebelah kanan nilai kritis.
sementara itu,
Keputusan untuk tidak menolak H0 (Do not reject H0) jika nilai F-hitung berada disebelah kiri nilai kritis
Dari gambar kurva di atas , terlihat bahwa nilai 0 (nol) ada disebelah kiri. Artinya semakin kekanan nilai F-Hitungnya akan semakin besar.
ANOVA ONE WAY
Seorang peneliti akan melihat pengaruh pemberian cairan pendingin pada proses pendinginan mesin pabrik. 5 jenis cairan pendingin diberikan pada 25 mesin yang menjadi sampel. Pengaruh yang diukur adalah besaran suhu mesin pabrik pada saat kinerja maksimal.
Berikut ini adalah tabel hasil pengukuran suhu dari ke-25 mesin sampel tersebut.
Sampel
|
Jenis Cairan Pendingin
|
||||
A
|
B
|
C
|
D
|
E
|
|
1
|
325
|
330
|
315
|
320
|
340
|
2
|
300
|
300
|
316
|
320
|
338
|
3
|
315
|
320
|
328
|
322
|
338
|
4
|
312
|
322
|
324
|
321
|
337
|
5
|
312
|
324
|
322
|
322
|
337
|
Hipotesisnya adalah:
H0 : Kelima jenis cairan pendingin mempunyai pengaruh yang sama terhadap penurunan suhu mesin
H1 : Terdapat cairan pendingin yang memiliki pengaruh terhadap penurunan suhu mesin.
Tentukan nilai F Tabel sebagai nilai titik kritis
H1 : Terdapat cairan pendingin yang memiliki pengaruh terhadap penurunan suhu mesin.
Tentukan nilai F Tabel sebagai nilai titik kritis
Caranya :
Tentukan dulu derajat bebas atau degree of freedom(df) dari F-Hitung :
df1 = jumlah variabel - 1
df2 = jumlah sampel - jumlah variabel
sehingga
df1 = 5 - 1 = 4
df2 = 25 - 5 = 20
Maka pada tabel distribusi F dengan nilai signifikasnsi/probabilita 0,05 kita cari nilai kritis untuk distribusi f yang berderajat bebas 1 (df1 atau pembilang) senilai 4, dan berderajat bebas 2 (df2 atau penyebut) bernilai 20, sehingga didapatkan nilai kritis pada baris ke-20 dan kolom ke-4 yaitu 2,87
df2
|
df1
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
......
|
|
1
|
|||||
2
|
|||||
...
|
|||||
20
|
2,87
|
||||
21
|
|||||
...
|
|||||
Gambar kurva distribusi f(20,4) dengan nilai kritis 2,87 ditunjukkan pada gambar berikut ini.
2. Menghitung nilai F-hitung empiris dengan menggunakan aplikasi SPSS
Caranya :
a. input data ke SPSS
b. selanjutnya pilih Analyze -> Compare Means -> One-Way ANOVA
3. Tampilan window akan muncul seperti gambar berikut, selanjutnya dan pilih suhu lalu
masukkan ke kotak Dependent List serta Cairan Pendingin pada kotak Factor.
Lanjutkan dengan menekan tombol OK ....
4. Setelah itu akan muncul Output SPSS yang merupakan tabel ANOVA seperti berikut ini
5. Pada kolom F tampak nilai F empiris / F hitung yakni sebesar 9,053
Dengan demikian nilai F hitung berada disebelah kanan nilai kritis.
sepeti terlihat pada kurva berikut:
Posisi nilai F-hitung berada disebelah Kanan Nilai Kritis yang berada di daerah Reject H0. Sehingga diperoleh keputusan untuk Menolak H0 (Dengan tingkat keyakinan 95%, kita percaya bahwa Terdapat cairan pendingin yang memiliki pengaruh terhadap penurunan suhu mesin).





Tidak ada komentar:
Posting Komentar